Adsense Indonesia

Breaking News
SEO Reports for mathdahlan.blogspot.com

Jangan Lupa LIKE

Minggu, 06 April 2014

Konsep-konsep Kependudukan 2

Konsep-konsep Kependudukan 2

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan penduduk (dinamika penduduk) adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.
Tabel: Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1 Masehi sampai Tahun 2000
Tahun   Jumlah Penduduk (juta)               Kurun waktu untuk mencapai Jumlah dua kali lipat


             Macam-Macam Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.

 a. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
b . Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
c . Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN (DETERMINAN) PERTUMBUHAN PENDUDUK
1.Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Berikut ini merupakan faktor-faktor penunjang kelahiran dan penghambat kelahiran.
             Faktor-faktor penunjang kelahiran  antara lain:
•             Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
•             Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
•             Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
•             Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
•             Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor penunjang kelahiran mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
             Faktor-faktor penghambat kelahiran antara lain:
•             Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
•             Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
•             Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
•             Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.


Terdapat 2 pengukuran fertilitas yaitu Pengukuran Fertilitas Tahunan dan Pengukuran Fertilitas Kumulatif
1.            Pengukuran Fertilitas Tahunan
Adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.
Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
a.            Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
adalah jumlah yang menunjukkan angka kelahiran pada setiap 1000 orang penduduk pada periode tertentu.
b.            Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita menurut umur tertentu setiap tahun.
2.            Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
a.            Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :
             tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
             tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
b.            Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c.             Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.

Faktor-faktor penunjang tingginya angka kelahiran dalam suatu negara antara lain:
1)            Kepercayaan dan agama
2)            Tingkat pendidikan.
3)            Kondisi perekonomian
4)            Kebijakan pemerintah
5)            Adat istiadat di masyarakat
6)            Kematian dan kesehatan.
7)            Struktur Penduduk
                2. Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk.Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) yang mengakibatkanjumlah kematian semakin besardan faktor penghambat kematian (anti mortalitas) yang mengakibatkan tingkat kematian rendah.

Faktor-faktor pendukung kematian (pro mortalitas) antara lain :
•             Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
•             Terjadinya berbagai bencana alam
•             Terjadinya peperangan
•             Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry
•             Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
                             Faktor-faktor penghambat kematian (anti mortalitas) antara lain :
•               Lingkungan hidup sehat.
•             Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
•             Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
•             Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
•             Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Faktor Kematian (mortalitas) merupakan pengurangan penduduk melalui kematian disuatu wilayah pada suatu priode tertentu. Tingkat kematian (mortalitas) dapat dihitung dengan 4 cara yaitu sebagai berikut:

               Tingkat Kematian Kasar.
Tingkat kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) merupakan jumlah yang menunjukan angka kematian pada setiap 1000 orang penduduk pada priode tertentu.
Tinggi rendahnya tingkat kematian kasar dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

         Tingkat kematian digolongkan tinggi apabila angka kematian kasarnya lebih dari 20 untuk setiap 1000 jiwa.
         Tingkat kematian digolongkan sedang apabila angka kematian kasarnya lebih dari 10-20 untuk setiap 1000 jiwa.
         Tingkat kematian digolongkan rendah apabila angka kematian kasarnya kurang dari 10 untuk setiap 1000 jiwa.


      Tingkat Kematian Berdasarkan Usia.
Tingkat kematian berdasarkan usia atau age specific death rate (ASDR) merupakan jumlah penduduk yang meningggal pada setiap 1000 orang yang berada pada kelompok usia yang sama.

      Tingkat Kematian Berdasarkan Sebab.
Tingkat kematian berdasarkan sebab atau cause specific death rate (CSDR) merupakan jumlah penduduk yang meninggal karena sebab tertentu pada setiap 1000 orang penduduk, sebab tersebut seperti penyakit, kecelakaan dan sebagainya.

      Tingkat Kematian Bayi.

Tingkat kematian bayi atau infant mortality rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi lahir hidup setiap 1000 penduduk disuatu daerah pada satu tahun.

3. Migrasi (Perpindahan)

Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.

             Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi antara lain :
•             Faktor individu
•             Faktor yang terdapat di daerah asal
•             Faktor yang terdapat di daerah tujuan
•             Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
C. DEFINISI MIGRASI

Definisi Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun batas administrasi/batas bagian dalam suatu Negara.
•             Everesst S. Lee
Migrasi adalah perubahan tempat tinggal yang permanent atau semi permanent dan tidak ada batasan mengenai jarak yang ditempuh, apakah perubahan tempat tinggal itu dilakukan secara sukarela atau terpaksa, dan apakah perubahan tempat tinggal itu antar Negara atau masih dalam suatu Negara.
•             Shryock and Siegel
Migrasi adalah suatu bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan yang menyangkut perubahan tempat kediaman secara permanent antar unit-unit geografi tertentu.
•             Standing and Mantra
Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang melampaui batas-batas wilayah yang telah ditetapkan selama satu atau dua tahun dari satu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
•             Bogue
Migrasi didefinisikan sebagai perubahan tempat kediaman yang menyangkut terjadinya perubahan menyeluruh yang disertai dengan penyesuaian dari orang yang pindah ke lingkuangan masyarakay yang baru.
•             Sensus penduduk Indonesia
Migrasi sebagai perpindahan tempat tinggal yang melampaui batas propinsi, dengan batasan waktu telah tinggal di tempat tujuan selama enam bulan atau lebih.

D. MACAM-MACAM MIGRASI

1. Migrasi Internasional.
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara.
 Migrasi internasional meliputi:
a)   Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b)   Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
c)   Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
2.   Migrasi Nasional
Migrasi Nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ketempat lain melintasi wilayah provinsi atau kabupaten dalam wilayah negara.
Migrasi nasional meliputi:
a)   Transmigrasi
Transmigrasi adalah  perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
b)   Urbanisasi
Urbanisasi merupakan  yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
•             Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi
•             Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
•             Ingin mencari pengalaman di kota.

c)   Rulasasi, merupakan yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
d)   Sirkulasi, yaitu bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada juga yangmenetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitasnya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian, sirkulasi mingguan, sirkulasi bulanan.

E. TEORI-TEORI MIGRASI
Teori-teori Migrasi
•          Haris-Todaro
Seperti yang dikemukakan oleh Todaro, terjadinya migrasi dari sector tradisional di pedesaan ke sector modern di perkotaan ditentukan oleh dua factor, yaitu: Pertama, tingkat perbedaan upah nyata antara sector pertanian (pedesaan) dan sector industri (perkotaan). Kedua, adanya peluang untuk memperoleh oekerjaan di perkotaan. Migrasi akan terjadi apabila ada perbedaan upah yang diharapkan (expected rate) anta sector pertanian di pedesaan dan sector industri di perkotaan. Tetapi jika upah yang diharapkan (expected rate) lebih tinggi di sector pertanian di pedesaan tidak akan terjadi migrasi dari perkotaan ke perdesaan.
•         Don Bellante dan Mark Jackson
Bellante dan Jackson dengan kerangka konsep yang dikembangkan, telah menghipotesisikan bahwa migrasi tenaga kerja ke suatu daerah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai penawaran dan juga permintaan terhadap tenaga kerja. Jika penawaran tenaga kerja bertambah terus, maka pada daerah tersebut akan terjadi kelebihan tenaga kerja, sedangkan di daerah asal akan menjadi kekurangan tenaga kerja. Dalam kondisi demikian terjadi perubahan tingkat upah. Tingkat upah di daerah tujuan cenderung menurun, dan daerah asal cenderung naik.
•         Sture Oberg (1993)
Oberg mengatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi migrasi tenaga kerja dimasa mendatang selain tergantung dari karakteristik/perilaku migrant yang bersangkutan, juga tergantung dari factor-faktor –pendorong dan penarik. Dari analisa yang dilakukan Oberg pada daerah miskin dan kaya yang memiliki perbedaan tingkat kesejahteraan memperlihatkan bahwa factor-faktor pendorong yang menyebabkan seseorang bermigrasi dibedakan menjaddi 2 (dua) aspek, yaitu factor pendorong yang kuat (hard push factor) dan yang lemah (soft push factor). Faktor pendorong yang kuat adalah karena peperangan (war), kelaparan dan lingkungan yang tidak aman (environment catastrophes). Sedangkan factor-faktor pendorong yang lemah antara lain: perselisihan etnik (persecution), kemiskinan (poverty) dan keterasingan dan lingkungan social (social loneliness).
•         Lary A. Sjaastad
Sjaastad (1962) mengatakan migrasi merupakan suatu investasi modal manusia, dalam hal ini migrant sebelum melakukan perpindahan pekerjaan ke daerah lain terlebih dahulu mempersiapkan diri, seperti investasi modal manusia, pertimbangan terhadap keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan, serta biaya psikis yang tidak dapat dihitung dengan uang.
F. DAMPAK DARI MIGRASI
     Kegiatan migrasi juga memberikan dampak positif maupun negatif.
-Beberapa dampak positif dari kegiatan secara umum, antara lain:
1)        Meningkatkan kesejahteraan penduduk secara umum.
2)        Menambah pengalaman hidup dan pengetahuan
3)        Membantu kesempatan kerja dan usaha.
4)        Membantu program pemerataan pembangunan di daerah-daerah.
5)        Meninggkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkukuh pertahanan dan ketahanan negara.
-Beberapa dampak negatif, diantaranya sebagai berikut:
1)     Kurangnya  perlindungan bagi para migran, terutama bagi TKI yang bekerja diluar negeri sehingga menimbulkan permasalahan bagi negara.
2)     Menimbulkan masalah di daerah tujuan, terutama bagi mereka yang tidak berbekal keterampilan.
Dampak yang ditimbulkan dari migrasi, beberapa usaha yang telah ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat migrasi, antara lain:
1)   Mengidentifikasi program KB
2)  Mengidentifikasi program transmigrasi agar tidak terjadi pemusatan kepadatan penduduk.
3)   Menggalakkan program modernisasi desa.
4)   Menempatkan lokasi - lokasi   industri yang ada kkepedesaan atau  pinggiran kota.
5)   Menggiatkan pembangunan perdesaan sehingga tidak terlalu jauh dengan keadaan kota.
6)   Menciptakan peluang kerja dan berusaha di desa.
7)   Disentralisasi pembangunan ke daerah-daerah melalui otonomi daerah.
8)   Mengintensifkan usaha-usaha pertanian.
9)   Meningkatkan keterampilan masyarakat desa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By