A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk (dinamika penduduk) adalah perubahan
jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya di suatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah
penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.
Tabel: Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1 Masehi
sampai Tahun 2000
Tahun Jumlah Penduduk
(juta) Kurun waktu untuk
mencapai Jumlah dua kali lipat
Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan
penduduk total.
a. Pertumbuhan
Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang
diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
b . Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk
yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar.
c . Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang
disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN (DETERMINAN) PERTUMBUHAN
PENDUDUK
1.Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Berikut ini
merupakan faktor-faktor penunjang kelahiran dan penghambat kelahiran.
Faktor-faktor
penunjang kelahiran antara lain:
• Kawin
pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak
dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan
bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak
menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan
bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor penunjang kelahiran mengakibatkan pertambahan jumlah
penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor
penghambat kelahiran antara lain:
• Adanya
program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan
anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya
pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya sampai anak ke – 2.
Terdapat 2 pengukuran fertilitas yaitu Pengukuran Fertilitas
Tahunan dan Pengukuran Fertilitas Kumulatif
1. Pengukuran
Fertilitas Tahunan
Adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada
tahun tersebut.
Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
a. Tingkat
Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
adalah jumlah yang menunjukkan angka kelahiran pada setiap
1000 orang penduduk pada periode tertentu.
b. Tingkat
Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran setiap 1000
wanita menurut umur tertentu setiap tahun.
2. Pengukuran
Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran –
ukuran fertilitas kumulatif adalah :
a. Tingkat
Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki & wanita tiap
1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :
tidak
ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
tingkat
fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
b. Gross
Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan
sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c. Net
Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor
hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para
(pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor-faktor penunjang tingginya angka kelahiran dalam
suatu negara antara lain:
1) Kepercayaan
dan agama
2) Tingkat
pendidikan.
3) Kondisi
perekonomian
4) Kebijakan
pemerintah
5) Adat
istiadat di masyarakat
6) Kematian
dan kesehatan.
7) Struktur
Penduduk
2.
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk.Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
yang mengakibatkanjumlah kematian semakin besardan faktor penghambat kematian
(anti mortalitas) yang mengakibatkan tingkat kematian rendah.
Faktor-faktor pendukung kematian (pro mortalitas) antara
lain :
• Rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
• Terjadinya
berbagai bencana alam
•
Terjadinya peperangan
•
Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry
• Tindakan
bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor-faktor
penghambat kematian (anti mortalitas) antara lain :
• Lingkungan hidup sehat.
• Fasilitas
kesehatan tersedia dengan lengkap.
• Ajaran
agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
• Tingkat
kesehatan masyarakat tinggi.
• Semakin
tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor Kematian (mortalitas) merupakan pengurangan penduduk
melalui kematian disuatu wilayah pada suatu priode tertentu. Tingkat kematian
(mortalitas) dapat dihitung dengan 4 cara yaitu sebagai berikut:
Tingkat Kematian Kasar.
Tingkat kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) merupakan
jumlah yang menunjukan angka kematian pada setiap 1000 orang penduduk pada
priode tertentu.
Tinggi rendahnya tingkat kematian kasar dapat digolongkan
menjadi 3 yaitu:
Tingkat kematian digolongkan tinggi apabila angka kematian kasarnya
lebih dari 20 untuk setiap 1000 jiwa.
Tingkat kematian digolongkan sedang apabila angka kematian kasarnya
lebih dari 10-20 untuk setiap 1000 jiwa.
Tingkat kematian digolongkan rendah apabila angka kematian kasarnya
kurang dari 10 untuk setiap 1000 jiwa.
Tingkat Kematian Berdasarkan Usia.
Tingkat kematian berdasarkan usia atau age specific death
rate (ASDR) merupakan jumlah penduduk yang meningggal pada setiap 1000 orang
yang berada pada kelompok usia yang sama.
Tingkat Kematian Berdasarkan Sebab.
Tingkat kematian berdasarkan sebab atau cause specific death
rate (CSDR) merupakan jumlah penduduk yang meninggal karena sebab tertentu pada
setiap 1000 orang penduduk, sebab tersebut seperti penyakit, kecelakaan dan
sebagainya.
Tingkat Kematian Bayi.
Tingkat kematian bayi atau infant mortality rate (IMR)
adalah jumlah kematian bayi lahir hidup setiap 1000 penduduk disuatu daerah
pada satu tahun.
3. Migrasi (Perpindahan)
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang
artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka
waktu tertentu.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi migrasi antara lain :
• Faktor
individu
• Faktor
yang terdapat di daerah asal
• Faktor
yang terdapat di daerah tujuan
•
Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
C. DEFINISI MIGRASI
Definisi Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun
batas administrasi/batas bagian dalam suatu Negara.
• Everesst
S. Lee
Migrasi adalah perubahan tempat tinggal yang permanent atau
semi permanent dan tidak ada batasan mengenai jarak yang ditempuh, apakah
perubahan tempat tinggal itu dilakukan secara sukarela atau terpaksa, dan
apakah perubahan tempat tinggal itu antar Negara atau masih dalam suatu Negara.
• Shryock
and Siegel
Migrasi adalah suatu bentuk mobilitas geografi atau
mobilitas keruangan yang menyangkut perubahan tempat kediaman secara permanent
antar unit-unit geografi tertentu.
• Standing
and Mantra
Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang melampaui
batas-batas wilayah yang telah ditetapkan selama satu atau dua tahun dari satu
wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
• Bogue
Migrasi didefinisikan sebagai perubahan tempat kediaman yang
menyangkut terjadinya perubahan menyeluruh yang disertai dengan penyesuaian
dari orang yang pindah ke lingkuangan masyarakay yang baru.
• Sensus
penduduk Indonesia
Migrasi sebagai perpindahan tempat tinggal yang melampaui
batas propinsi, dengan batasan waktu telah tinggal di tempat tujuan selama enam
bulan atau lebih.
D. MACAM-MACAM MIGRASI
1. Migrasi Internasional.
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara.
Migrasi internasional
meliputi:
a) Imigrasi, yaitu
masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang
yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b) Emigrasi, yaitu
keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan
emigrasi disebut emigran.
c) Remigrasi atau
repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
2. Migrasi Nasional
Migrasi Nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ketempat lain melintasi wilayah provinsi atau kabupaten dalam wilayah
negara.
Migrasi nasional meliputi:
a) Transmigrasi
Transmigrasi adalah
perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang
penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali
dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal
dengan nama kolonisasi.
b) Urbanisasi
Urbanisasi merupakan
yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya
urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
• Ingin
mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya
tinggi
• Ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
• Ingin
mencari pengalaman di kota.
c) Rulasasi,
merupakan yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
d) Sirkulasi, yaitu
bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada juga yangmenetap atau
tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitasnya,
sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian, sirkulasi mingguan,
sirkulasi bulanan.
E. TEORI-TEORI MIGRASI
Teori-teori Migrasi
•
Haris-Todaro
Seperti yang dikemukakan oleh Todaro, terjadinya migrasi
dari sector tradisional di pedesaan ke sector modern di perkotaan ditentukan
oleh dua factor, yaitu: Pertama, tingkat perbedaan upah nyata antara sector
pertanian (pedesaan) dan sector industri (perkotaan). Kedua, adanya peluang
untuk memperoleh oekerjaan di perkotaan. Migrasi akan terjadi apabila ada
perbedaan upah yang diharapkan (expected rate) anta sector pertanian di
pedesaan dan sector industri di perkotaan. Tetapi jika upah yang diharapkan
(expected rate) lebih tinggi di sector pertanian di pedesaan tidak akan terjadi
migrasi dari perkotaan ke perdesaan.
• Don Bellante
dan Mark Jackson
Bellante dan Jackson dengan kerangka konsep yang
dikembangkan, telah menghipotesisikan bahwa migrasi tenaga kerja ke suatu
daerah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai penawaran dan juga permintaan
terhadap tenaga kerja. Jika penawaran tenaga kerja bertambah terus, maka pada
daerah tersebut akan terjadi kelebihan tenaga kerja, sedangkan di daerah asal
akan menjadi kekurangan tenaga kerja. Dalam kondisi demikian terjadi perubahan
tingkat upah. Tingkat upah di daerah tujuan cenderung menurun, dan daerah asal
cenderung naik.
• Sture Oberg
(1993)
Oberg mengatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
migrasi tenaga kerja dimasa mendatang selain tergantung dari
karakteristik/perilaku migrant yang bersangkutan, juga tergantung dari
factor-faktor –pendorong dan penarik. Dari analisa yang dilakukan Oberg pada
daerah miskin dan kaya yang memiliki perbedaan tingkat kesejahteraan
memperlihatkan bahwa factor-faktor pendorong yang menyebabkan seseorang
bermigrasi dibedakan menjaddi 2 (dua) aspek, yaitu factor pendorong yang kuat
(hard push factor) dan yang lemah (soft push factor). Faktor pendorong yang
kuat adalah karena peperangan (war), kelaparan dan lingkungan yang tidak aman
(environment catastrophes). Sedangkan factor-faktor pendorong yang lemah antara
lain: perselisihan etnik (persecution), kemiskinan (poverty) dan keterasingan
dan lingkungan social (social loneliness).
• Lary A.
Sjaastad
Sjaastad (1962) mengatakan migrasi merupakan suatu investasi
modal manusia, dalam hal ini migrant sebelum melakukan perpindahan pekerjaan ke
daerah lain terlebih dahulu mempersiapkan diri, seperti investasi modal
manusia, pertimbangan terhadap keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan,
serta biaya psikis yang tidak dapat dihitung dengan uang.
F. DAMPAK DARI MIGRASI
Kegiatan migrasi
juga memberikan dampak positif maupun negatif.
-Beberapa dampak positif dari kegiatan secara umum, antara
lain:
1) Meningkatkan
kesejahteraan penduduk secara umum.
2) Menambah
pengalaman hidup dan pengetahuan
3) Membantu
kesempatan kerja dan usaha.
4) Membantu
program pemerataan pembangunan di daerah-daerah.
5)
Meninggkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkukuh pertahanan dan
ketahanan negara.
-Beberapa dampak negatif, diantaranya sebagai berikut:
1) Kurangnya perlindungan bagi para migran, terutama bagi
TKI yang bekerja diluar negeri sehingga menimbulkan permasalahan bagi negara.
2) Menimbulkan
masalah di daerah tujuan, terutama bagi mereka yang tidak berbekal
keterampilan.
Dampak yang ditimbulkan dari migrasi, beberapa usaha yang
telah ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul
akibat migrasi, antara lain:
1) Mengidentifikasi
program KB
2) Mengidentifikasi
program transmigrasi agar tidak terjadi pemusatan kepadatan penduduk.
3) Menggalakkan
program modernisasi desa.
4) Menempatkan
lokasi - lokasi industri yang ada
kkepedesaan atau pinggiran kota.
5) Menggiatkan
pembangunan perdesaan sehingga tidak terlalu jauh dengan keadaan kota.
6) Menciptakan
peluang kerja dan berusaha di desa.
7) Disentralisasi
pembangunan ke daerah-daerah melalui otonomi daerah.
8) Mengintensifkan
usaha-usaha pertanian.
9) Meningkatkan
keterampilan masyarakat desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar